Minggu, 06 Desember 2015

Aku, Dia,Siapa?



Kami saling berhadapan, tapi matanya tak sekalipun memandangku. Lebih banyak terfokus pada objek di belakangku atau di atas meja.

Dan kami saling berbicara.

Jumat, 13 November 2015

Hujan

hujan masih turun rintik demi rintik, menyapu setiap sisir jalanan bekas pijakan manusia yang berjalan seakan tanpa dosa di muka bumi.

Bukan manusia yang menjadi tokoh utama dalam pandanganku, bukan pula pijakannya.
yah, aku semakin mendalami peran sebagai orang yang self-centered dengan menjadikan seonggok hujan yang turun perlahan sebagai tokoh utama. Bodo amat dengan manusia.

Damai. hujan turun tanpa membawa harapan dan luka. tak ada rasa yang larut dalam tetesannya. Hanya hujan. dan aku suka.

Hanya suka, tak ada rasa. tak perlu menertawai atau bahkan menangisi hujan.
Buat apa?

Seperti cinta, biarkan dia turun deras hingga bulir air terakhir jatuh menghantam bumi.
nikmati saja. biarkan hujan turun, biarkan cinta datang. tak perlu dihalang-halangi karena memang pada dasarnya kita tak bisa.


ahhh..
berurusan dengan manusia membuatku lelah.
terlalu banyak perasaan yang harus dilibatkan. dijaga.
dengan treatmen yang berbeda-beda.

tak seperti hujan.
semua hujan sama saja.
tinggal dinikmati setiap tetesnya. setiap kilat dan gunturnya.

indah. tak ada rasa yang harus dilibatkan

damai. :)))

Jumat, 16 Oktober 2015

Pulang

gelap mulai menyentuh segala yang dilaluinya. Kolam ditengah taman fakultas itu pun tampak kehilangan cahaya. Begitu pula aku, terduduk sendiri di bangku sekeliling taman bernama taman kolam makara.

"aku ingin pergi." bergumam.

"tapi aku tak tau ingin kemana."

aku memutuskan mengambil catatan hasil souvenir seminar di dalam tasku.
masih kosong.

kurogoh saku, ku ambil pulpen dan mulai meracau diatas kertas. Memang puisiku tak bisa dikatakan bagus. setiap kali membaca ulang puisiku aku selalu merasa ada sesuatu yang kurang didalamnya. Tapi mau bagaimana lagi, aku suka berpuisi. jadi aku akan melakukannya terlepas puisiku bagus atau tidak.

"yok, puisimu itu bagus. tapi sayangnya kosong."
begitu komentar salah seorang temanku. mungkin iya, mungkin aku hanya butuh nama untuk menjadi alas puisiku.

langit malam in masih cerah, magrib belum terlalu lama berlalu. bintang-bintang sepertinya enggan menampakkan dirinya. mungkin mereka takut karena sinarnya tak seterang lampu taman di sekeliling kolam. hanya ada  beberapa awan bergerak perlahan menghiasi malam.

puisiku selesai. aku melangkah pulang. bahkan aku tak ingat tentang apa puisi yang kutulis tadi.
dan aku menemukan jawabanku. atas keresahan yang kutimpakan pada kolam di tengah taman.


"kemana kau pergi saat tak tahu kemana kau ingin?"

jawabannya adalah

"pulang." 

Rabu, 14 Oktober 2015

Asu!

Negeri ku dijajah asap.

Kepulan congkak empunya kontrak.
Hasil kentut berbau busuk pengusaha maruk.

Jancuk!

Sesak..
Menyesaki, mendesaki paru-paru mereka
Yang katanya diaku rakyat.

katanya..

Yang katanya berdaulat.
Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat.

Bangsat!

Di tangan tapi bukan di hidung.
hak bernapas pun dicabut langsung.

Cuma menggenggam, tapi tak memiliki.
Yang bisa bernapas cuma petinggi.

Dengan korupsi..

Kasihan mereka. Aku bisa apa?
Cuma membisu?

Asu!

-Depok
@hariyots2015

Sabtu, 05 September 2015

Meracau



“Aku tak pernah benar-benar mengenalmu. Seperti hanya mereka-reka bayanganmu dalam semestaku. Dari perilakumu, tulisanmu, caramu menenangkanku. Tapi aku tak pernah benar-benar masuk dalam hidupmu.” –hariyots

Hahahahaha, tertawa.

Selasa, 25 Agustus 2015

#makantomat



Pagi di magelang memang luar biasa.
Luar biasa dinginnya.
Bikin mager,
Mager buat ngepost juga. hehehehe

Sudah lama sejak saya terakhir membuat post di blog ini hahaha, bahkan saya sampai lupa post apa yang terakhir saya bikin.

Banyak hal yang terjadi dan yang saya lakukan selama liburan ini. Dan banyak lagi hal yang tidak jadi saya lakukan hahaha.
Belum jadi bikin passport, belum jadi bikin rumah baca. Belum jadi diet, hadeeeh hidup saya memang tampaknya kebanyakan wacana. Ya doakan saja semoga segera terealisasi lah ya..

Oke, masuk ke inti cerita, yang ingin saya ceritakan di post kali ini adalah tentang tomat.
Gerakan #makantomat

Saya sudah makan 2 buah tomat pagi ini. Kamu?

Kamis, 19 Maret 2015

Hidup Mahahahaaha.~

Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!!

Ingatkah kalian yang seumuran dengan saya, masa-masa dimana awal kita memasuki dunia perkuliahan. Pertama kali mendapat embel-embel “Maha” pada status siswa kita.

Saya yakin pada saat ospek yang sebutannya di tiap universitas berbeda-beda, ada teriakan-teriakan yang baru kita dengar pertama kali.

Yap. Teriakan "Hidup Mahasiswa!!  Hidup Rakyat Indonesia!!"

Bagaimana first impression anda? Kagum? Bangga? Besar hati sebagai mahasiswa?

Saya justru jijik.

Ini opini pribadi saya siih, silahkan jika anda tidak sependapat dengan saya karena disitulah asiknya kebhinekaan :)