Minggu, 18 Mei 2014

seonggok konsep tentang cinta

uhuukk uhuukk..
duh.. udah lama nggak ngunjungin tempat laknat ini..
apa kabar pembaca setia?                    *engkriik*

..........


beberapa bulan lalu saya berjanji sama salah satu temen buat membeberkan sebuah konsep tentang apa yang namanya cinta.
cieee anak cinta..

loooh? kok enggak masalah capres cawapres aja? kan bentar lagi pemilu..

nggak mau, capek semua orang bahasnya itu.. sumpek rasanya denger, baca, liat media yanng diombang-ambing nggak jelas.

siapa yang ngombang-ambing? ya siapa lagi kalo bukan aaah sudahlaah..

oke fokus!

mari kita awali dengan saya nggak ngerti kenapa cinta diidentikkan dengan gambar kayak pantat lagi nungging berwarna merah jambu. apakah ada yang tau filosofi gambar itu sebenarnya apa?

kata sebagian orang itu gambar hati (heart) bukan hati (liver) lho.. yang bisa juga diartikan jantung. padahal menurut saya jantung bentuknya nggak kayak gitu lho, walaupun saya belum pernah liat jantung asli secara langsung.

yaah tapi setiap orang berhak mepresentasikan cintanya melalui apa saja sebab cinta tak perlu penafsiran, tak perlu pemaknaaan.

inilah yang sejatinya bikin ribet, banyak orang cari pemaknaan dan penafsiran dari cinta, padahal cinta tak perlu itu. yang diperlukan hanyalah rasa.
cinta haya perlu dirasakan, kau akan tau saat merasakannya. aseeeek..

disini saya akan mengutip sedikit konsep mengenai cinta oleh mbah jiwo

cinta adalah takdir, sementara menikah, pacaran, jomlo kayak saya dll adalah nasib.
takdir itu ya kehendak Tuhan, kita ga bisa mencampuri, apalagi menuntut takdir Tuhan. karena itulah kita nggak bisa milih mau jatuh cinta sama siapa. kalo bisa milih berarti itu bukan cinta beneran coy.. awas hayoo hati-hati yang suka milih-milih.

beda lagi kalo nikah, menikah kan bukan takdir, kita bisa milih kalo mau nikah sama siapa.

trus adalagi nih yang bingungin antara pasangan dan jodoh dari Tuhan dengan segala tetek bengeknya.
bagaimana dengan orang yang sudah menikah tapi jatuh cinta sama orang lain. apakah berarti jodohnya itu bukan orang yang dia cintai?

disinilah salah kaprahnya..

memang benar kita nggak bisa milih mau jatuh cinta sama siapa. tapi kita punya komitmen. dalam kasus semacam inilah komitmen ini berperan.

menurut saya jodoh yang disiapkan oleh Tuhan adalah orang yang benar-benar akan kita habiskan sisa hidup bersama. artinya, ketika kita memutuskan untuk menghabiskan sisa hidup kita dengan seseorang dialah jodoh kita. apapun yang terjadi. termasuk bila kita jatuh hati kepada orang lain.

karena sesungguhnya jatuh cinta itu diluar kuasa kita, tapi kita punya pilihan untuk mengikutinya atau mempertahankan komitmennya. bukankah itu juga sebuah ujian buat kita (atau mereka) dalam mempertahankan komitmen. entah dalam sekedar hubungan pacaran maupun yang telah melenggang diatas pelaminan.

kalo banyak yang cerai karena jatuh cinta sama orang lain, ya berarti insting cintanya masih kayak hewan yang ketika jatuh cinta harus dia ikuti tanpa mempertimbangkan segala hal termasuk komitmennya. jodoh itu masalah komitmen. kalo sering kawin cerai, jangan pertanyakan Tuhan atas jodohmu. pertanyakan komitmenmu sendiri (atau komitmen pasanganmu).

buat kamu yang belum menemukan cinta, (ngaca yok, ngaca..)
tenang saja, sebab cinta adalah keagungan takdir Tuhan yang bahkan kegelapan sepekat Rahwana pun mampu ditembusnya.Rahwana tak punya kuasa mengenai cintanya terhadap Shinta, dan cintalah yang menahan untuk sama sekali tak mnyentuh Shinta selama 11 tahun ia menderita cinta. sebab dalam gelap cahaya cinta berpendar lebih terang. sebab hitam adalah kumpulan warna yang tak mampu dirusak, termasuk putih didalamnya.

"Wahai..
Sang Penguasa Semesta!
Adakah yang salah dari hamba?
Akulah Rahwana, Raja Alengkadiraja
Negara adidaya dengan keamanan yang selalu terjaga
Rakyat Alengkadiraja demikian aman, damai dan sejahtera
Orang-orang dari negara manca
Kini datang dan bermukim di Kerajaan Alengkadiraja

Aku tidak pernah mempersoalkan
Mengapa telah Engkau lahirkan diriku sebagai raksasa

Dari benih yang tertanam tidak dengan semestinya
Sosok menakutkan yang dibenci penghuni semesta
Dan ditakuti oleh para dewa di kahyangan
Aku prabu Rahwana hanya mau bertanya
Salahakah bila aku memiliki Keagungan Cinta?

Aku sudah rela dan menerima
Jika dianggap anak jadah pembawa petaka
Yang tak punya santun merusak kahyangan para dewa
Tapi salahkah, bila aku mempertahankan cinta?

Segala dunia telah kuinjak dan kurasa
Aji dan ilmu rahasia telah berbenam dalam jiwa dan raga
Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu aku pun kuasa
Salahkah jika aku bersikukuh memelihara cinta?

Bila Engkau wahai Sang Penguasa Semesta...
Tidak memperkenankan cinta yang kusemai dan pelihara
mengapa Engkau tidak musnahkan saja keberadaannya?
Bila Engkau menghendaki segalanya harus sempurna
Mengapa hamba hanya mendapatkan kegelapan semata?

Apakah karena aku lahir tanpa perkenan semesta?
Lantas aku diharamkan memiliki Keagungan Cinta?

Haaaaah!!
Biarlah aku dicabik-cabik panah Rama Wijaya
Atau ditembus keris sakti Laksmana
Asalkan segenap semesta bersaksi dengan saksama
Aku memiliki Cinta Agung di dalam dada"
                                                                           -Sri Teddy Rusdy
dan untuk closing statement..
cinta dan keadaan kita, hidup kita hanyalah sekedar ombak yang setelah mencapai pantai kemudian hilang. sedangkan nyatanya ombak itu tiada yang ada hanya samudera. kepadaNya lah semua cinta dan kehidupan kembali. seperti ombak yang kembali pada Samudera.

selamat malam anak cinta~ jangan golput ya~ :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar