Haloo haloo apa kabar pembaca blog saya yang setia!
Kini Hariyo datang lagi untuk mengobrak-abrik blog yang
mulai banyak sarang laba-laba dan ditumbuhi lumut ini.
Ada yang kangen saya? Pasti nggak ada lah yaa.. hahaha
Oke stop bercandaannya. Sekarang agak serius ya..
Mau ngomongin apa nih? Politik? Pemilu?
Males aah, ngomongin pemilunya di post berikutnya aja ya
hehe,
Sekarang saya pengen ngomongin tentang “BALI”
Beberapa bulan yang lalu, SMA saya tercinta (walaupun udah
nggak sekolah disana lagi) mengadakan study tour yang digabung dengan acara
berkunjung ke salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia. Nama acaranya
Stenakamp.
singkatan dari Studi Pengenalan Kampus.
Nah, biasanya acara stenakamp ini tujuannya ke Bali, terus
PTN yang dikunjungi adalah UGM.
Tiga tahun yang lalu saya ikut juga stenakamp :3
Yaah walaupun ada sedikit masalah disana... oke saya yang
salah, maaf ya pak ketua panitia, maaf maaf.
Oke lanjut
Saat itu adalah pertama kalinya saya berwisata ke Bali.
maklum karena saya wong
ndeso ya saya gumun dengan
apa-apa yang ada di Bali.
Bisa dibilang Bali adalah pulau wisata paling terkenal ,
bahkan mungkin lebih terkenal dari Indonesia-nya sendiri.
Banyak wisatawan, banyak duit masuk ke Bali, Bali tentunya (harusnya) jadi salah satu pulau penyumbang devisa terbesar.
Setelah berjalan-jalan sebentar, dan kalau diperhatikan di
Bali,
agak miris sih karena lebih banyak produk dari asing yang ditawarkan di Bali.
daari makanan, pakaian, tempat istirahat dan segala tetek bengeknya.
Memang ini pulau punya Indonesia.
Tapi di tempat wisatanya, segala fasilitas, toko, caffe,
tempat nongkrong dll, adalah punya orang luar negeri.
Saya nggak akan sebut merk. Tapi saya ambil contoh saja di
jalanan sekitar pantai kuta.
Sebagian besar toko yang ada disana punya asing.
Bahkan sampai di pasar Sukowati, yang bisa dikatakan pasar
oleh-oleh tradisional. penjualnya adalah masyarakat sekitar. mereka menjual
kaos dengan lambang salah satu caffe punya amerika.
Jadi kenapa kita sendiri malah mempromosikan dagangan asing?
Apa karena kebanyakan dari kita msih beranggapan bahwa
segala yang berasal dari luar, pasti lebih bagus ketimbang milik bangsa kita
sendiri?
Lha kok mental kita mental babu? Kok kita tidak menjadi
majikan di rumah kita sendiri?
Berwisata ke Bali pun kita masih disuguhi dagangan milik
asing. Berarti uangnya larinya bukan ke negara kita dong.
Larinya ke luar.
Pantas saja susah maju. Masyarakat di Bali pun sudah
terlanjur susah bersaing dengan berbagai macam kaos, papan surfing, hamburger
dan ayam crispy dagangan orang asing itu.
Padahal jika kita lihat, Bali sangat berpotensi untuk
menduniakan Indonesia.
Dengan beragam potensi budaya dan keragamanannya.
Tapi gimana mau mendunia, kalau wisatawan asing bahkan lokal yang ke Bali belinya tetep dagangan asing yang dianggap keren?
Duit yang harusnya bisa masuk ke pemasukan negara buat men-sejahtera-kan
rakyat (kalo nggak dikorupsi) malah lari ke pihak asing pemilik modal yang
bikin diskotik dan caffee di Bali.
Saya jadi meragukan, apa Bali memang masih punya Indonesia? Atau
punya orang asing yang menjadikan Bali tempat untuk menjual barang dagangannya
kepada kita?
Itu cuma Bali sih.. saya nggak tau dengan tempat wisata
lain.
Semoga saja di tempat wisata lain Indonesia masih berdaulat.
Hahahaha..
Jadi gimana caranya menanggulangi hal kayak gini?
Cara paling gampang adalah membelinya. Membeli Bali, membeli
Indonesia.
Belilah produk-produk lokal, bukan sekedar made in Indonesia
saja lho,
Tapi yang bener-bener produk Indonesia.
Banyak contohnya cari aja di internet, produk di Indonesia
kualitasnya nggak kalah sama produk asing.
Kopi racikan Indonesia rasanya ratusan kali lebih nikmat
dibanding kopi bikinan amerika yang biji kopinya didatangkan dari Brazil dan
INDONESIA!
Di bidang clothing, gunakan produk “Blue Chip Clothing Work”
hehe promosi dikit gapapa lah ya,
Siapa lagi coba yang bisa membeli Bali, yang bisa membeli
Indonesia kalau bukan bangsa kita sendiri?
Yuk kita kembalikan Bali kita pada Indonesia. Kita Beli
Indonesia.
Jadi disini saya pribadi mengajak kepada semua jajaran fans setia yang mebaca blog saya ini, Kalau sewaktu-waktu pergi ke Bali atau kemanapun di pelosok Indonesia, jangan lupa untuk selalu menggunakan produk Indonesia. membeli produk Indonesia
Siapa yang tidak bangga coba kalau suatu saat ada restoran
cepat saji makanan khas Indonesia yang go International mengalahkan si badut
dan pak jenggot itu?
Jadi, yuk kita Beli Indonesia Bareng-Bareng!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar