Saya menyesal atas apa yang telah saya lakukan kemarin,
Saat itu mata kuliah pengembangan kepribadian,
Nonton film, acaranya di auditorium.
Hari itu emang agendanya nonton film dokumenter dari tiap
kelas
Film dokumenter terbaik dari tiap kelas ditayangin,
Saya menikmati acara nonton film itu,
Filmnya bagus-bagus, sangat bagus
Konsep yang disajikan sangat variatif dan menarik.
Bahkan saya nggak percaya kalo itu yang bikin mahasiswa
sayangnya film saya ga lolos TT, tapi urutan kedua lho di
kelas hahaha
oke kembali ke topik
film demi film karya temen seangkatan saya tonton satu
persatu
saya mulai bosan.
Sampai sampai ada satu film yang sangat menarik perhatian
saya,
Konsep yang disajikan sangat menarik.
Pembuat film mewancarai beberapa warga kampus, mahasiswa dan
beberapa karyawan kebersihan
Pertanyaannya simpel, kayak anak SD
1. nyebutin pancasila,
2. nyanyi lagu kebangsaan
3. nyebutin presiden dan wakil presiden
Disinilah tragedinya (oke.. mulai alay)
Saat narasumber diwawancarai pertanyaan pertama, narasumber
pertama tidak hafal pancasila, sila terakhir dia gak hafal..
Kontan saja seluruh isi auditorium tertawa..
Termasuk saya,
Sejenak saya terlena dalam tawa,
Beberapa detik kemudian saya menyesal.
Mengapa saya menertawakan dia?
Apa ini hal lucu?
APANYA YANG LUCU?!
Ini hal menyedihkan tauk!
Saya harusnya nangis liat hal kayak gitu.
Pertanyaan kedua, nyanyi lagu kebangsaan,biasa saja,
semuanya nyanyi walaupun cuma sepotong.
Walaupun kebanyakan nyanyi satu nusa satu bangsa,
Eh, ngomong ngomong itu lagu bikinan alm. Koesbini, saya
kenal sama cucunya haha,
kakak kelas smp saya.
Oke lanjut ke pertanyaan terakhir, siapa presiden dan wakil
presiden,
Presiden.. ga ada masalah,
siapa sih yang ga kenal presiden kita tercinta? haha
Nhah, giliran wakil presiden,
............
“mmm siapa ya..? lupa
hehehehe”
kontan saja semuanya tertawa sementara saya diam.
Ini lebih menyedihkan dibanding hal tadi
Mereka tidak tau siapa wakil presiden negeri ini,
Dan semuanya (termasuk saya awalnya) menertawakan hal
memalukan dari bangsa ini.
Bangsa kita, kita sendiri!
Bukankah ini berarti kita menertawakan diri kita sendiri? Bukankah
ini berarti kita menganggap hal ini sebagai lelucon?
INI BUKAN LELUCON!
Sadar nggak? Kalo kita jadi kayak semacam orang gila, yang
menertawakan hal memalukan yang kita lakukan sendiri.
Sadar nggak?!
Apa benar bangsa ini sudah gila?
Apa benar kita ini sudah gila?
Menyedihkan melihat kenyataan bahwa rakyat Indonesia yang
sudah dewasa, yang menjadi tulang punggung negara ini,(hasyah) hafal dasar
negara bangsanya sendiri saja tidak.
Apa perlu diwajibkan untuk seluruh warga negara ikut upacara
tiap senin? Tanpa terkecuali.
Disini saya menangkap arti penting pendidikan,
Rata-rata mereka yang bahkan tidak hafal pancasila adalah
yang tingkat pendidikan terakhirnya tergolong rendah.
Dan kemungkinan besar jarang memikirkan negara ini.
Boro-boro pancasila, wakil presiden kita sekarang aja ada
yang gatau di film itu.
Boro-boro memikirkan negara ini, memikirkan kehidupan mereka
sendiri pun mungkin sudah sangat sulit.
Pendidikan adalah ujung tombak yang efektif untuk menanamkan
nasionalisme kepada setiap anak bangsa.
Dan nasionalisme adalah mesin yang menggerakkan negeri ini
kearah kemajuan. Nasionalisme adalah inti sari dari segala apa yang kita
lakukan untuk negeri ini. (disini saya ingin keliatan keren haha)
Itu tadi contoh kasat matanya bahwa sadar nasionalisme masih
sangat kurang di negeri ini.
Tapi jangan kira hanya yang istilahnya “berpendidikan rendah”
saja yang kurang sadar/melek nasionalisme,
Tanpa sadar nasionalisme kitapun sering merem-melek
HAHAHA
Dasar Nasionalis KARBITAN
Kita ambil aja contoh yang gampang, terlalu gampang
dijadikan contoh,
Indonesia U-23, baru saja selesai dibantai sama thailand.
4-1 kalo ga salah, saya ga nonton, selain pas jam kuliah,
saya juga ga punya tv hehe
Daan, bisa anda tebak gimana reaksi “supporter” Indonesia
yang kecewa melihat timnya kalah,
Di twitter, (tadinya mau stalking, tapi ga jadi) di TL
banyak yang menghujat bangsa kita Indonesia yang dibantai Thailand, saya ambil
contoh yang ini,
“U-23 diketawain aja”
jadi, kalo tim kebanggaan kita kalah
.........
diketawain?!
Ini contoh nyata, nasionalisme kita masih merem-melek, Cuma pengen
Indonesia menang, menang, menang,
Giliran kalah dihujat.
KARBITAN
Bahkan terkadang Nasionalisme kalah sama Clubisme,
Liat aja waktu chelsea, arsenal, barca, muenchen, inter,
milan lawan Indonesia,
Ga perlu saya jelaskan lagi kan?
Dan ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama, untuk mewujudkan
pendidikan bagi seluruh rakyat indonesia.
Untuk melunasi janji kemerdekaan, mencerdaskan anak bangsa.
Untuk menjadikan bangsa ini melek nasionalisme
Ini adalah pekerjaan kita,
supaya tidak ada lagi
celah untuk kita untuk menjadi gila.
Tidak ada celah untuk kita menertawakan bangsa kita sendiri.
Tidak ada lagi saat-saat kita menertawakan lawakan lucu yang
menghina bangsa kita sendiri.
Tidak ada lagi celah untuk kita mencela, menjatuhkan
martabat bangsa ini
Tidak ada lagi celah untuk menghujat bangsa kita sendiri
Tidak ada lagi Clubisme yang mengalahkan Nasionalisme,
siapapun lawannya, sejago apapun, pastikan dukungan kita, teriakan terkeras
kita, hanya untuk negeri ini.
Saya percaya kelak akan datang masanya dimana anak-anak muda,
anak-anak tua, kakek-nenek, om-tante, papah-mamah, adik-kakak, bayi-bayi
membicarakan bangsa ini dengan rasa bangga, bukan celaan, bukan ejekan, bukan
lawakan satir.
Kalau anda ingin masa itu datang, mari mulai sekarang, mari
mulai dari diri kita :)
Mari kita percepat masa depan,
Mari wujudkan indonesia cerdas,
Mari kita sebarkan informasi baik tentang negeri ini,
Mari kita berpikiran positif tentang negeri ini,
Mari sebarkan pikiran positif itu.
Buat saya
Indonesia adalah negara yang hebat, terlalu hebat untuk
dicela, terlalu hebat untuk dihujat, terlalu hebat untuk ditertawakan :)
Copy paste ngendi nggot? Mantap !
BalasHapuscopy paste otak mas putut huehehehe, maturnuwun
Hapussuangar kiiihh
BalasHapusmaturnuwun mas! hehehe
HapusWuapik nggots..
BalasHapusmaturnuwun..
BalasHapus