Kamis, 28 November 2013

jujur saja, saya..

Jujur saja, saya kecewa.

Beberapa minggu lalu saya ada mata kuliah yang membahas tentang korupsi.
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta mendiskusikannya.
Sampai di kelompok saya ada yang terceletuk mengatakan

“korupsi di Indonesia itu sudah parah dan susah diatasi susah dihilangkan!”

“tapi pasti bisa kan?” saya coba menambahkan

“Susah! Pokoknya udah parah banget deh!”

*hela napas
Sedih.. bagaimana kalau ternyata kebanyakan orang berpendapat seperti itu?
Bagaimana kalau mereka beranggapan kalau korupsi ini ga akan ada habisnya
Sampai akhirnya bosan memeranginya dan tidak ada lagi yang peduli

Bagaimana kalau ternyata mereka “memang” sudah tidak peduli?
Tidak ada lagi kepercayaan pada pemerintah
Padahal yang milih juga mereka sendiri
Tapi mereka toh nggak peduli, jadi ya bodo amat

Sedih..

Padahal kalau kita lihat sekarang ini, dengan begitu banyak pemberitaan kasus korupsi di media yang merajalela sepanjang hari (alay), bukankah ini berarti semakin banyak pelaku korupsi yang tertangkap?

Yaah, walaupun proses penegakan hukumnya masih belum sempurna, tapi bukankah ini sebuah progress dalam perlawanan kita melawan korupsi?
Seharusnya hal ini disambut baik oleh seluruh rakyat sama instansi terkait buat menyempurnakan proses penegakan hukumnya,

Korupsi bisa diatasi, bisa saya yakin itu,
Kita semua harus yakin itu, semuanya dimulai dari keyakinan,
Kalo keyakinan aja kita ga punya, gimana kita mau melawan?

Masalah korupsi, kalau pengen tau negara terbersih dari korupsi, itu salah satunya selandia baru, seharusnya kita bisa belajar dari selandia baru itu,
Kata si wiki sih, menurut survei yang dilakukan tahun 2011 kemarin, selandia baru menduduki peringkat 1 negara paling bersih dari korupsi dengan nilai 1/182

Padahal, mereka nggak punya badan semacam KPK,
nggak juga dengan ancaman hukuman mati.

Yang patut diapresiasi dari negara ini adalah lingkungan jujurnya.

Pernah suatu ketika Menteri Perumahan selandia baru namanya Phil Heatley (kalo ga salah) mengundurkan diri karena tidak sengaja membeli dua botol anggur yang uangnya ditagih ke kartu kredit pemerintah. Nilai botol anggur ini sendiri ga ada 1000 dollar (sekitar Rp 6,5juta saat itu).

Tingkat kejujuran yang luar biasa di negara ini tentu nggak datang gitu aja
Selandia Baru punya lembaga yang tugasnya membangun nilai-nilai, etika dan moral yang ada dalam masyarakat

Yah emang moral itu bisa dibilang salah satu kunci buat ngatasi korupsi.
Pendiddikan moral, etika sejak dini dan ini bukan cuma PR nya pemerintah ato KPK doang, tapi kita semua,
Karena pemberantasan korupsi ga akan berhasil kalo rakyat ga ikut melawan!

Kita kekuatan terbesar coy buat ngelawan itu, jadi ayo optimis! Kita pasti bisa!


Jangan bosan buat ngelawan! Jangan berhenti, ayo genggam tangan saya (tangan saya sudah lama nggak di genggam, apalagi sama cewek) dan sama sama kita lawan itu namanya korupsi, bareng-bareng! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar